Di balik rimbunan pohon jati di Kulon Progo, tersembunyi sebuah oasis yang penuh inspirasi
Suryanto - Sumber: radioidola.com | Dok Pribadi |
Oasis Kecil untuk Masa Depan yang Lebih Baik Surya Fish Farm Education (SFF Edu), buah karya Suryanto, adalah sebuah pusat edukasi dan konservasi ikan air tawar yang unik. Di sini, setiap tetes air dan setiap ekor ikan membawa pesan tentang pentingnya melestarikan alam.
Awalnya, Suryanto hanyalah seorang penggemar ikan koi. Dari Hobi Menjadi Misi Pelestarian Namun, seiring berjalannya waktu, minatnya bergeser dari sekadar hobi menjadi sebuah misi. Ia menyadari bahwa banyak spesies ikan lokal yang terancam punah akibat kerusakan lingkungan. Dengan semangat yang membara, Suryanto mendirikan SFF Edu pada tahun 2015.
Suryanto menjelaskan lebih lanjut, "Dengan mengenalkan ikan-ikan lokal sejak dini, kami berharap generasi muda akan memiliki kecintaan terhadap lingkungan sekitar. Mereka akan tumbuh menjadi generasi yang peduli terhadap kelestarian alam." Setiap akuarium di Surya Fish Farm Education ini bukan hanya sekadar wadah berisi air, melainkan juga kelas alam terbuka. Belajar dari Alam, Mencintai Alam Melalui stiker yang informatif dan penjelasan dari Suryanto, pengunjung dapat belajar tentang berbagai jenis ikan lokal, habitat aslinya, serta ancaman yang dihadapinya.
Dari Teori ke Praktik: Pengalaman Langsung Melestarikan Ikan
Tidak hanya sekedar melihat-lihat, pengunjung juga diajak untuk berinteraksi langsung dengan alam. Anak-anak sekolah seringkali datang berkunjung untuk mengikuti berbagai kegiatan edukasi, seperti memberi makan ikan, membersihkan akuarium, atau bahkan membuat kerajinan tangan dari bahan-bahan alami. Dengan cara ini, pengetahuan tentang ikan lokal tidak hanya didapat dari teori, tetapi juga dari pengalaman langsung.
Namun, perjalanan Suryanto dalam melestarikan ikan lokal tidak selalu mulus. Tantangan yang Menempa Juara Ia menghadapi berbagai tantangan, mulai dari terbatasnya sumber daya hingga kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan. Meski demikian, Suryanto tidak pernah menyerah. Ia terus berupaya untuk memperluas jangkauan edukasi dan melibatkan lebih banyak pihak dalam upaya pelestarian ini. "Harapan saya, Surya Fish Farm Education dapat menjadi contoh bagi masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan dan ikut serta dalam menjaga kelestarian ikan lokal," ungkapnya penuh semangat.
SFF Edu bukan sekadar tempat pembudidayaan ikan. Lebih dari Sekadar Kolam Ikan: SFF Edu sebagai Pusat Edukasi Di sini, pengunjung dapat belajar tentang berbagai jenis ikan lokal, habitat aslinya, dan ancaman yang dihadapinya. Melalui kegiatan edukasi yang menarik, seperti memberi makan ikan dan membuat kerajinan tangan dari bahan alami, Suryanto berhasil menumbuhkan minat generasi muda terhadap pelestarian lingkungan.
Melalui Surya Fish Farm Education, Suryanto tidak hanya fokus pada pelestarian ikan lokal, tetapi juga pada isu lingkungan yang lebih luas. Ia melihat bahwa kerusakan lingkungan, seperti pencemaran air dan alih fungsi lahan, mengancam keberlangsungan hidup berbagai spesies, termasuk manusia. Oleh karena itu, edukasi tentang lingkungan menjadi sangat penting. Dengan menanamkan kesadaran sejak dini, diharapkan generasi mendatang dapat membangun masa depan yang lebih baik. Visi Luas untuk Masa Depan yang Berkelanjutan.
Pendopo Carikan: Surga Tersembunyi di Kulon Progo
Suryanto - Sumber: jogja.suara.com | Dok Pribadi |
Pendopo yang terletak di Padukuhan Carikan, Kelurahan Bumirejo, Kapanewon Lendah, Kabupaten Kulon Progo, menawarkan suasana pedesaan yang tenang dan asri. Ditemani gemericik air dari kolam ikan dan kicauan burung, pengunjung dapat menikmati suasana yang benar-benar berbeda dari hiruk pikuk perkotaan. Di sini, waktu seolah berjalan lebih lambat, memungkinkan kita untuk lebih fokus pada alam dan diri sendiri.
Sejak kecil, Suryanto sudah akrab dengan sungai. Baginya, sungai adalah rumah kedua. Namun, seiring berjalannya waktu, ia menyaksikan bagaimana sungai yang dulu bersih dan kaya akan kehidupan, perlahan berubah menjadi tempat yang tercemar. Terdorong oleh rasa peduli terhadap lingkungan, Suryanto memutuskan untuk menjadikan ikan sebagai media untuk mengedukasi masyarakat. Dengan sabar dan tekun, ia berbagi pengetahuan tentang pentingnya menjaga ekosistem sungai, berharap dapat menginspirasi orang lain untuk turut serta dalam upaya pelestarian alam.
Melalui budidaya ikan koi, Suryanto telah memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang berharga dalam dunia perikanan. Namun, ia menyadari bahwa ada hal yang lebih penting daripada sekadar membudidayakan ikan hias, yaitu melestarikan kekayaan alam. Dengan menjadikan ikan lokal sebagai media edukasi, Suryanto berharap dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kelestarian sungai. Ia sering kali menyampaikan pesan bahwa keberadaan ikan lokal tidak hanya penting untuk menjaga keseimbangan ekosistem, tetapi juga memiliki nilai ekonomis yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Jejak Langkah Seorang Pelopor Lingkungan
Dari Hobitan Menjadi Pelopor: Transformasi Suryanto dari Penghobi Koi Menjadi Pelopor Konservasi
Dari seorang penggemar ikan koi yang hobi membudidayakan, Suryanto bertransformasi menjadi seorang edukator yang menginspirasi. Perjalanannya dimulai sejak tahun 2012 ketika ia memulai bisnis ikan koi. Namun, seiring berjalannya waktu, ia menyadari bahwa ada hal yang lebih penting daripada sekadar profit, yaitu berbagi ilmu dan melestarikan alam.
Mendirikan Surga Kecil untuk Ikan: Kelahiran Surya Fish Farm Education
Suryanto - Sumber: radarjogja.jawapos.com | Dok Pribadi |
Dengan modal yang diperoleh dari bisnisnya, Suryanto mendirikan Surya Fish Farm Education pada tahun 2015. Meskipun sempat mendapat tantangan dari sesama pedagang, Suryanto tetap berpegang teguh pada prinsipnya. Baginya, sukses tidak hanya diukur dari keuntungan materi, tetapi juga dari dampak positif yang dapat diberikan kepada masyarakat.
Satpam Garda Depan Pelestarian Sungai: Suryanto Bergerak Melindungi Ekosistem Air Tawar
Suryanto, seorang satpam bank, tidak hanya bertugas menjaga keamanan, tetapi juga menjadi pahlawan lingkungan di kampungnya. Pada tahun 2017, ketika maraknya aktivitas pencurian ikan dengan menggunakan alat setrum mengancam ekosistem sungai, Suryanto mengambil inisiatif untuk menghidupkan kembali pos ronda yang sudah lama tidak aktif. Melalui pos ronda ini, ia gencar melakukan sosialisasi dan edukasi kepada warga tentang pentingnya menjaga kelestarian sungai dan ikan lokal. Dengan semangat yang tinggi, Suryanto berhasil mengajak warga untuk bersama-sama menjaga lingkungan dan menghentikan praktik penangkapan ikan yang merusak.
Sungai Hidup Kembali, Masyarakat Bersatu: Dampak Positif Upaya Pelestarian
Kisah Suryanto dan warga Carikan menjadi bukti nyata bahwa satu orang dapat membuat perubahan besar. Dengan semangat yang membara dan kepedulian terhadap lingkungan, mereka berhasil mengubah sungai yang tercemar menjadi habitat yang sehat bagi berbagai jenis makhluk hidup. Melalui program pelestarian sungai ini, mereka tidak hanya menjaga kelestarian alam, tetapi juga memperkuat rasa kebersamaan dan gotong royong di masyarakat.
Lahirnya Komunitas Padas: Kekuatan Bersama Melestarikan Alam
Pertemuan dengan komunitas Wild Water Indonesia di Facebook menjadi titik balik bagi Suryanto. Inspirasi yang diperolehnya dari komunitas tersebut mendorongnya untuk membentuk kelompok pelestari lingkungan yang lebih fokus, yakni Komunitas Padas. Dengan 28 anggota yang terdiri dari pemuda-pemudi dan warga setempat, Padas secara aktif melakukan patroli rutin di sepanjang sungai. Melalui kegiatan ini, tidak hanya aktivitas pencurian ikan yang berhasil ditekan, tetapi juga kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kelestarian sungai semakin meningkat.
Prestasi Membanggakan: Inspirasi Bagi Generasi Muda
Pengabdian Suryanto dan Komunitas Padas dalam menjaga kelestarian sungai akhirnya membuahkan hasil yang membanggakan. Pada tahun 2019, kelompok Padas resmi diakui oleh Dinas Kelautan dan Perikanan DIY sebagai Pokmaswas. Pengakuan ini tidak hanya memberikan legitimasi, tetapi juga membuka peluang bagi Padas untuk berkontribusi lebih luas. Selain aktif melakukan patroli dan edukasi, Padas turut serta dalam berbagai kegiatan sosialisasi, seperti pameran ikan lokal dan penerbitan buku 'Jaga Kaliku'.
Lebih dari itu, dedikasi Suryanto dalam melestarikan lingkungan telah membawanya meraih penghargaan Kalpataru tingkat DIY pada tahun 2021. Keberhasilan Padas menginspirasi terbentuknya kelompok serupa di berbagai wilayah di Kulon Progo, menunjukkan bahwa semangat pelestarian lingkungan semakin meluas. Dengan demikian, warisan Suryanto tidak hanya terbatas pada sungai di sekitar desanya, tetapi telah menginspirasi banyak orang untuk turut serta dalam menjaga kelestarian alam.
Tantangan dan Prestasi
Perjalanan Suryanto tidak selalu mulus. Ia menghadapi berbagai tantangan, mulai dari terbatasnya sumber daya hingga kurangnya kesadaran masyarakat. Namun, dengan kegigihan dan semangat yang tak pernah padam, Suryanto berhasil mengatasi semua rintangan. Puncak dari perjuangannya adalah ketika ia meraih penghargaan Kalpataru dan SATU Indonesia Awards. Penghargaan-penghargaan ini menjadi bukti nyata bahwa dedikasinya dalam melestarikan lingkungan telah diakui secara nasional.
Post a Comment for "Di balik rimbunan pohon jati di Kulon Progo, tersembunyi sebuah oasis yang penuh inspirasi"
*DiBukaBox tidak bertanggung jawab atas komentar yang Anda buat