Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Top Ads

Mengenal Lebih Dekat Helena Hia Tukan: Penerima SATU Indonesia Award 2021

HELENA HIA TUKAN | Sumber: https://www.indonesiana.id/

Helena Hia Tukan merupakan seorang perempuan dari tanah Riangduli RT.005/RW.003 Desa Dun Tana Lewoingu, Kecamatan Titehena, NTT. Meskipun tinggal di daerah pedesaan tidak nenyurutkan tekadnya dalam membangun negeri. Melalui program Rumadu atau Rumah Madu ia berhasil menjadi salah satu pemenang dalam Semangat Astra Terpadu Untuk atau SATU Indonesia Award 2021 kategori individu bidang kewirausahaan dari Provinsi NTT yang diberikan oleh ASTRA. 

SATU Indonesia Awards merupakan program ASTRA yang berusaha memberikan apresiasi tertinggi bagi anak muda Indonesia yang mau melakukan perubahan menuju kebaikan bagi lingkungan masyarakat. Ini merupakan salah satu komitmen ASTRA sebagai perusahaan besar dalam mendorong kemajuan sebuah bangsa melalui kegiatan kreatif anak muda di lingkungannya.

Helena Hia Tukan, Penggiat Lingkungan dan Kewirausahaan di Flores, NTT

Helena Hia Tukan merupakan perempuan hebat asal NTT yang menginisiasi berdirinya Rumadu. Rumadu atau Rumah Madu merupakan kewirausahaan sosial yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga hutan melalui pemanenan lebah hutan. Tak hanya sampai disitu, program ini diharapkan punya daya manfaat yang lebih besar, seperti meningkatkan daya beli masyarakat, menjaga eksosistem hutan, mengelola lahan pertanian, hingga pencegahan kerusakan hutan akibat kebakaran.

Ini merupakan program yang tentunya tidak mudah untuk dilaksanakan mengingat permasalahan ini sudah lama ada di Flores. Namun, ini akan menjadi tantangan tersendiri bagi Helena Hia Tukan. Helena menggunakan strategi pendekatan dengan sosialisasi tentang pentingnya melestarikan hutan. Ia juga memberikan pengetahuan pentingnya menjaga ekosistem makhluk hidup di hutan, salah satunya dengan memberikan keterampilan memanen lebah hutan. Lebah hutan merupakan salah satu hewan yang membantu penyerbukan tanaman pertanian dan perkebunan. Keberadaan lebah hutan, manusia, dan manfaatnya yang ditimbulkan tentu akan menjadi simbiosis mutualisme (saling menguntungkan).

Program Rumadu ini mengajak masyarakat untuk memanen lebah hutan sesuai standar yang ditetapkan serta memberikan penanganan paska panen ramah lingkungan. Rumadu memberikan peralatan yang lengkap dan menempatkan QC agar pemanenan sesuai dengan aturan  yang telah ditetapkan tidak merusak kelestarian hutan. Hasil panen madu ini dapat meningkatkan kesejahteraan petani lebah madu dengan harga tinggi lebih dari 10% dibandingkan harga luar. Mereka dapat memasarkan produk madu ini baik di lingkungan masyarakat lokal maupun luar Flores.

Menariknya lagi, semua hasil panen lebah tidak hanya diambil madunya saja. Rumadu juga menggerakkan ibu-ibu rumah tangga untuk mengolah ampas sarang madu menjadi barang bernilai ekonomis, seperti lilin madu lebah. Tentunya, ini memberikan dampak ekonomi yang besar juga dengan menciptakan lapangan kerja baru.

Kilas Balik Perjuangan Berdirinya Rumadu

Rumadu berdiri sejak tahun 2016 dan hingga saat ini sudah memiliki 50 petani madu dalam mengelola madu hutan secara lestari. Tidak hanya berhasil mendongkrak perekonomian saja, Rumadu juga berhasil menanamkan pengetahuan terkait pentingnya menjaga keseimbangan alam. Rumadu juga menjadi jalan memecah permasalahan sosial dan lingkungan di NTT melalui kewirausahaan. Dengan keberadaan Rumadu, masyarakat Flores, NTT dapat menikmati perekonomian yang tumbuh dan alam lestari.

Berdirinya Rumadu yang digagas Helena Hia Tukan berangkat dari pemahaman masyarakat lokal terkait pentingnya madu sebagai sumber makanan. Helena juga menegaskan bahwa permintaan madu meningkat pesat seiring dengan khasiat di dalamnya. Dengan demikian, Helena menginisiasi agar panen lebah dapat dilakukan secara lestari dimana harus mempertimbangkan alam sebagai bentuk menjaga kelestariannya dan tentunya dapat menjadi sumber ekonomi masyarakat setempat.

Dalam perjalanannya tidak mungkin jika tidak ada kendala, seperti kebiasaan masyarakat yang memanen atau mengolah madu tanpa standar yang jelas, pengelolaan keuangan, dan persaingan tidak sehat dari kompetitor. Namun, di balik itu semuanya Rumadu dapat memberikan dampak ekonomi yang besar dimana harga jual madu meningkat, pembangunan rumah dan listrik bagi petani madu, meningkatnya kesadaran menjaga hutan,  hingga membuka peluang baru dengan keterampilan yang dimiliki.

Rumadu atau Rumah Madu menjadi bukti bahwa perubahan menuju kemajuan bisa dimulai dari hal kecil dan berangkat dari daerah pedesaan. Bahkan, setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi inisiator perubahan bagi lingkungannya. Rumah menjadi contoh bagaimana cara memecahkan masalah sosial dengan kewirausahaan yang berbasis menjaga alam. Tak hanya mampu mengatasi masalah ekonomi, Rumadu juga berhasil mengubah pola pikir masyarakat terkait kelestarian alam.

Melalui program hebat ini, Helena Hia Tukan memang pantas dianugerahi SATU Indonesia Award dari ASTRA. Helena bisa menjadi salah satu perempuan yang menginspirasi banyak orang agar bisa memberi manfaat hidup secara lebih luas. Jangan lupa bahwa setiap kita bisa melakukan perubahan dari langkah-langkah kecil.

Posting Komentar untuk "Mengenal Lebih Dekat Helena Hia Tukan: Penerima SATU Indonesia Award 2021"