Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Top Ads

Kisah Abdi Setiawan, Menebar Asa di Pedalaman Papua Melalui Program Pencegahan Stunting

Abdi Setiawan | Sumber: https://lampung.idntimes.com/life/inspiration/martin-tobing-1/cegah-stunting-jadi-lentera-abdi-setiawan-melayani-di-pedalaman-papua

Abdi Setiawan, S.Kep merupakan anak muda yang mendedikasikan dirinya untuk penduduk terpencil di wilayah pedalaman Papua dengan program Pencegahan Stunting dan Gizi Buruk saat dirinya bekerja sebagai perawat di Klinik Siloam Papua. Seorang yang menamatkan pendidikan sarjananya di Universitas Pelita Harapan ini merupakan  salah satu generasi milenial Indonesia yang menerima penghargaan Apresiasi Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Award Tingkat Provinsi Papua Tahun 2021 kategori individu dalam bidang kesehatan. 

Apresiasi dari PT. Astra International Tbk ini diberikan kepada Abdi Setiawan sebagai bentuk penghargaan tertinggi atas inisiatifnya menjalankan program kemanusiaan nonprofit pencegahan stunting di  Desa Danowage, daerah terpencil di pedalaman Papua. Bersama 12 rekan timnya di Siloam, Abdi Setiawan tergerak untuk memberikan perhatian lebih khususnya dalam mencukupi nutrisi anak-anak stunting dan ibu hamil di desa terpencil ini. 

Pelayanan Kemanusiaan Abdi Setiawan di Pedalaman Papua

Perjuangan ini berawal ketika ia ditugaskan sebagai tenaga kesehatan di Klinik Siloam Papua. Pada saat itu ia menjumpai anak-anak kurang gizi dan ibu hamil yang malnutrisi. Rasa kemanusiaannya pun bergejolak melihat kondisi demikian, dimana akses kesehatan tidak didapatkan dengan layak di daerah tersebut. Inilah yang memicu timbulnya pemikiran Abdi Setiawan menginisiasi berdirinya program pencegahan stunting di tahun 2019. Mulai saat itu Abdi Setiawan mengabdikan hidupnya untuk masyarakat Desa Danowage. Abdi Setiawan bersama rekannya memiliki prinsip bahwa pelayanan yang diberikan tidak bersifat materialistik, akan tetapi pelayanan kemanusiaan.

Abdi Setiawan memfokuskan diri untuk memberikan pelayanan kesehatan di daerah terpencil dimana akses kesehatan sangat sulit didapatkan. Masyarakat terpencil sangat sulit mendapatkan pelayanan kesehatan karena tempat tinggalnya yang jauh dari perkotaan, seperti di pegunungan dan hutan dimana transportasi pun tidak ada. Sehingga, dalam kondisi terdesak pun mereka sulit memperoleh bantuan medis. Inilah yang menjadikan alasan Abdi Setiawan untuk memberikan pelayanan kesehatan yang sudah semestinya mereka dapatkan.

Abdi Setiawan juga memiliki seorang istri yang sama-sama juga bekerja di Klinik Siloam selama 6 tahun. Selama perjalanan tersebut sudah ada 6 klinik Siloam yang dibangun di pedalaman Papua, yakni di Danowage, Daboto, Papua Pegunungan, Tumdungbon, Nalca, dan Korupun. Keenam klinik Siloam tersebut memiliki misi kemanusiaan agar penduduk pedalaman Papua memiliki akses kesehatan yang memadai. Menariknya, seluruh klinik tersebut memiliki program pencegahan stunting dan tentunya nonprofit. Abdi Setiawan juga menuturkan bahwa awalnya program pencegahan stunting ini dibiayai dari keuangan pribadi sebelum berkolaborasi dengan PT. Siloam International Hospitals Tbk.

Program Pencegahan Stunting dan Gizi Buruk di Pedalaman Papua

Tentu bukanlah hal yang mudah bagi seorang Abdi Setiawan untuk memberikan pelayanan kesehatan di pedalaman Papua, selain masalah aksesibilitas dan fasilitas, perbedaan bahasa dan budaya menjadi kendala tersendiri. Masyarakat juga masih erat dengan kepercayaan dengan nenek moyang sehingga pola pikirnya pun belum terbuka. Minimnya pengetahuan juga menjadi salah satu tantangan bagi Abdi untuk menumbuhkan pentingnya nutrisi untuk mencegah stunting dan gizi buruk. Dalam sosialisasi Abdi memulai untuk menegaskan pentingnya ASI untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi. Meskipun program tersebut tidak berbiaya sama sekali, akan tetapi masih banyak penduduk pedalaman Papua yang enggan mengikuti kegiatan sampai tuntas. Perjuangan ini tentu membutuhkan kesabaran karena memang pengetahuan masyarakat terkait kesehatan masih sangat minim.

Program pencegahan stunting dan gizi buruk ini dilakukan dengan terus konsisten memberikan sosialisasi, edukasi dan pelayanan kesehatan kepada wanita usia subur, ibu hamil, bayi, dan anak-anak. Beberapa program yang dijalankan yakni mulai dari pelayanan konseling sebelum menikah, pemeriksaan anemia, panduan cara merawat bayi dan ibu hamil, dan pengetahuan tentang kebutuhan nutrisi. Melalui program ini dilakukan pemberian nutrisi mikro dan makro serta suplemen seminggu 3x untuk mencegah malnutrisi. Untuk mendukung program pemenuhan gizi tersebut, Abdi Setiawan membangun peternakan lele di daerah pedalaman kemudian memberikan susu dan telur secara rutin agar ibu hamil dan anak-anak usia pertumbuhan sebagai upaya memenuhi gizi. Selain dari faktor pemenuhan gizi, Abdi Setiawan dan rekan-rekannya di Klinik Siloam juga memberikan sosialisasi hidup bersih dengan membangun fasilitas kamar mandi atau MCK. Mereka juga membangun sumber air dan listrik untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Program kemanusiaan ini patut menjadi contoh bagi kita semua untuk bisa memberikan perhatian lebih kepada sekeliling. Maka tidak heran, jika Abdi Setiawan mendapatkan apresiasi penghargaan dari ASTRA berkat kontribusinya di bidang kesehatan dengan melakukan program pencegahan stunting dan gizi buruk di wilayah pedalaman Papua. Rasa kemanusiaan yang tumbuh pada diri Abdi Setiawan sudah selayaknya menjadikan kita terinspirasi memberikan manfaat lebih kepada sesama manusia.

Posting Komentar untuk "Kisah Abdi Setiawan, Menebar Asa di Pedalaman Papua Melalui Program Pencegahan Stunting"