Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Top Ads

Mengatasi Diskriminasi terhadap Penderita Kusta melalui Ajaran Agama

Talkshow Ruang Publik KBR - Kusta dalam Perspektif Agama

Kusta adalah salah satu penyakit tertua dalam sejarah. Penyakit ini bahkan telah ada sejak ribuan tahun yang lalu sebelum masehi dan telah tertulis dalam kitab-kitab suci beberapa agama. Ini memperjelas bahwa penyebab penyakit kusta dan lepra telah ada sejak ratusan tahun lalu dan masih ditemukan hingga sekarang. Pengasingan pada penderita penyakit kusta juga telah dilakukan sejak masa purba.

Ruang Publik KBR, Suara untuk Indonesia Bebas Kusta (SUKA) bekerja sama dengan NLR Indonesia sukses menggelar talkshow dengan tema 'Kusta Dalam Perspektif Agama' pada Senin (8/5) lalu, talkshow tersebut dilaksanakan secara daring dan dihadiri oleh para tokoh agama, pakar kesehatan, serta perwakilan dari komunitas penderita kusta, yang secara aktif berpartisipasi dalam diskusi dan memberikan pandangan mereka mengenai kusta dalam perspektif agama.“Kurangnya pengetahuan saat itu menjadi penyebab penyakit ini dikaitkan dengan kutukan, dosa, karma, dan ujian dari Tuhan,” 

Di dunia kesehatan penyakit kusta memang telah menjadi masalah kesehatan yang serius. Bukan hanya tentang pengobatannya yang lama, tapi penyakit ini menjadi momok yang menakutkan karena tingginya jumlah penderita di berbagai negara. Bahkan dalam perspektif agama penyakit ini sering dikaitkan dengan dosa, karma dan ujian dari Tuhan.

Permasalahan lain yang sering terjadi adalah mereka yang pernah mengalami kusta dan penyandang disabilitas akibat kusta masih tetap terjebak dalam lingkaran diskriminasi hingga saat ini.  seringkali mereka mengalami kekerasan dan perlakuan yang salah utamanya dalam lingkungan sosial. Diskriminasi juga sering mereka alami. Akibatnya mereka menjadi pribadi yang tidak percaya diri dan cenderung menarik diri dari lingkungan sosial.

Talkshow Ruang Publik KBR - Kusta dalam Perspektif Agama

Lalu Bagaimana sebenarnya penyakit kusta ini dalam pandangan agama? Apakah memang benar penyakit ini kutukan, karma atau ujian dari Tuhan? Apakah dalam agama terdapat teknik khusus dalam pengobatannya. Simak ulasannya di bawah ini;

1. Sejak jaman dahulu penyakit kusta terkenal sebagai penyakit yang cukup ditakuti. Bahkan pada zaman Nabi Muhammad SAW, orang yang tidak terkena penyakit ini diperintahkan untuk menjauh karena dapat menular. Dalam sebuah hadits disebutkan;

"Menghindarlah kamu dari orang yang terkena judzam (kusta), sebagaimana engkau lari dari singa yang buas" (HR al-Bukhari).

Talkshow Ruang Publik KBR - Kusta dalam Perspektif Agama

Hal ini menunjukkan bahwa penyakit kusta memang sangat mengkhawatirkan karena penularannya yang cepat. Meskipun pada saat itu, Nabi Muhammad pernah berbaur dengan penderita kusta, tetap saja harus berhati-hati.

Dalam keseharian, penderita kusta juga dilarang kumpul bersama dan ibadah berjamaah karena waspada akan penularannya.

2. Tentang stigma bahwa penyakit ini adalah kutukan atau karma, di dalam agama Islam tidak dikenal hal yang demikian. Kusta adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri, tapi karena pada zaman dahulu keilmuan masyarakat masih awam sehingga menyebut penyakit ini adalah kutukan dari Tuhan hingga akhirnya mengucilkan para penderita kusta.

3. Beredarnya stigma negatif tersebut bahkan hingga kini, tentu saja akan membuat penderita kusta makin terkucil bahkan dari sisi mentalnya.  Untuk menghapus stigma tersebut karena memang tidak benar, tentu saja harus lebih sering mengedukasi masyarakat tentang penyakit kusta, penyebab dan cara pengobatannya.

Penyakit ini memang mengerikan, tapi tetap bisa disembuhkan dengan metode medis yang modern yang telah ditemukan berbagai pakar kesehatan.

4. Dalam agama Islam maupun kristen, selalu diajarkan untuk berbuat baik kepada siapapun. Termasuk salah satunya adalah kepada penderita kusta. Meskipun terdapat larangan untuk tidak sering bersentuhan dengan penderita kusta, kita tetap bisa memberi dukungan kepada mereka. Contohnya adalah dengan memberi semangat agar mereka punya keinginan untuk sembuh dan kembali bergaul dengan masyarakat.

Saat sembuh, kita juga harus tetap memberikan semangat dan dukungan bahwa mereka yang pernah menderita kusta juga berhak untuk tetap bisa bersosialisasi dengan masyarakat luas.

5. Untuk mendukung hal ini, hendaknya semua agama saling bergandengan tangan dan memberikan edukasi bahwa penyakit ini bukanlah kutukan dari Tuhan. Selalu memberikan edukasi bahwa penyakit ini bisa sembuh dan mengingatkan bagi yang tidak mengalami kusta tentang pentingnya menjaga kesehatan agar terhindar dari penyakit ini. tidak lupa juga untuk selalu bertoleransi dan memberikan dukungan pada para penderita kusta sehingga mereka memiliki semangat untuk sembuh total.




Posting Komentar untuk "Mengatasi Diskriminasi terhadap Penderita Kusta melalui Ajaran Agama"